MAKALAH "PENGENDALIAN INTERNALTERHADAP KAS"
Kembali saya bisa hadir untuk menyajikan postingan yang saya harapkan bisa bermanfaat bagi kalian yang membacanya. Untuk kali ini saya ingin membagika makalah mengenai "PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KAS". Kalau tidak salah ini adalah materi Manajemen Ekonomi Semester tiga. silahkan dibaca dan dicermati, ingat DIBACA danDICERMATI ! Lalu jika bermanfaat bisa dijadikan referensi untuk tugas kuliah kalian.
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Jurnal Khusus ini dengan sebatas kemanpuan yang
kami miliki. Dan juga kami mengucapkan terimakaasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan serta bantuan dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian,macam-macam
dan fungsi dari jurnal khusus. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kas
merupakan aktiva/asset perusahaan yang paling likuid dan paling rentan terjadi
penyelewengan, penipuan dan pencurian. Kas dapat disebut juga sebagai aktiva
likuid (cair), karena sifatnya yang likuid maka kas harus dilindungi dari
kecurangan dan pencurian dengan prosedur-prosedur pengendalian untuk kas dari
dalam agar tidak terjadipenyelewengan anggararan yang berlebihan.
B. Rumusan Masalah
BAB
II
PEMBAHASAN
1. PENGANDALIAN INTERNAL KAS
Kas
merupakan aset yang menjadi permulaan siklus operasi perusahaan. Oleh karena
itu, kas merupakan titik awal untuk sistem pengendalian akuntansi.kas memiliki
tiga karakter yang menarik,yaitu dapat ditukar sewaktu-waktu menjadi aset
nonkas karenasifatnya sebagai alat pertukaran/pembayaran, mudah digelapan
karena bentuknya kecil dan mudah dipindahkan karen bobotnya ringan, dan tidak
ada pemiliknya. Ciri-ciri ini menyebabkan hampir setiap orang senang
memilikinyadan oleh karena itu mungkin tergiaur untuk melakukan penggelapan
jika ada kesempatan.
Pratik-prektik
yang mungkin dilakukan yang munkin dilakukan untuk menyelewengkan kas antara
lain ;
1.
penerimaan
kas dicatat lebih rendah dari yang seharusnya dan diselisihnya dimasukan ke
kantong pribadi.
2.
piutang
yang timbul dari penjaulan kredit tidak dicatat. Kas yang diterima dari piutang
kemudain digelapkan.
3.
cek
untuk kepentingan pribadi dibebankan sebagai biaya perusahaan.
4.
menunda
posting (lapping). Caya yang diakukan adalah tidak mencatat penerimaan kas dari
debitor tertentu dan kas tersebut segera digelapkan.
Seperti
dikemukakan diatas, penting bagi perusahaan untuk melakukan pengendalian
terhadap kas. Pengendalian terhadap kas yang umumnya ditempuh oleh perusahaan
adalah
a.
Semua
penerimaan uang harus dicatat dan segera disetorkan ke bank
b.
Membuat
laporan kas harian dan secara berkala diadakan pencocokan antara fisik kas
dengan saldo menurut catatan
c.
Semua
pengeluaran kas harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang
d.
Semua pengeluaran kas yang jumlahnya relatif
besar harus menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif
kecil.
e.
Membentuk
kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil
f.
Harus
dipisahkan antara petugas yang mencatat , menyimpan dan mengesahkan penerimaan
uang
g.
Harus
dipisahkan antara petugas yang menandatangani cek dengan petugas yang mencatat
pengeluaran uang kas.
PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN KAS
1.
Pemisahaan
tugas. Tugas mencatat penerimaan dan pengeluaran kas harus dipisahkan dari
tugas menyimpan dan menyetujui pengeluaran kas.
2.
penyetoran
ke bank. Semua penerimaan kas harus segera disetorkan ke bank dalm rekenig
giro.
3.
pemeriksaan
mendadak. Pemeriksaan terhadap catatan dan fisik kas harus dilakukan secara
mendadak dn tidak dalam interval waktu terentu.
4.
menggunaka
cek. Sejalan dengan prinsip no 2, semua pengeluaran kas(kecuali kas kecil) hrus
dilakukan dengan menggunakan cek.
2. REKONSILIASI BANK
Penyimpanan
kas perusahaan dalam bentuk rekening giro bank merupakan salah satu cara dalam
pengendalian intern terhadap kas karena pihak bank memiliki prosedur-prosedur
tersendiri yang dapat memberikan keamanan terhadap kas. Secara periodik
(biasanya bulanan) bank memberikan laporan bank yang berisi informasi mengenai
saldo awal dan saldo akhir bulan, serta daftar transaksi yang terjadi selama
bulan yang bersangkutan. Antara pembukuan perusahaan dengan laporan bank
seringkali menunjukkan jumlah saldo yang berbeda. Hal ini disebabkan dua hal
yaitu :
a. adanya perrbedaan waktu pencatatan
atau keterlambatan pencatatan baik dari pihak bank maupun perusahaan
b. terdapatnya kesalahan pencatatan
baik yang dilakukan pihak perusahaan
maupun pihak bank.
Berikut ini penjelasan mengenai
penyebab perbedaan baik itu karena perbedaan waktu pencatatan ataupun karena
kesalahan pencatatan :
a)
Setoran
dalam perjalanan,yaitu setoran perusahaan yang belum diterima oleh bank. Ini
terjadi misal, karena perusahaan perusahaan melakukan penyetoran pada sore hari
setelah kegiatan pembukuan bank berhenti.
b)
Cek
yang masih beredar, yakni cek yang sudah dikelurkan oleh perusahaan tetapin belum
dibayar oleh bank. Ini terjadi karena pihak yang menerima cek dari perusahaan
belum menguangkan ke bank.
c)
Penerimaan
yang telah diakui dan dicatat oleh bank tetapi belum dicatatoleh perudahaan.
d)
Pengeluaran
telah diakui dan dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan, misal
biaya bank atau cek kosong.
Contoh : Pada tanggal 1 mei 2010, PT
Rahadian membuka rekening giro di bank Muamalat dengan setoran mula-mula
sebesar Rp. 4.000.000. Saldo menurut pembukuan perusahaan pada akhir mei
sebesar Rp. 50.500.000, sedangkan menurut laporan dalam rekening Koran pihak
bank sebesar Rp. 52.900.000. Setelah dilakukan prosedur rekonsiliasi diketahui
bahwa perbedaan tersebut disebabkan karena berikut dibawah ini:
1. setoran dalam perjalanan Rp.
8.600.000
2. Cek yang masih beredar sejumlah
Rp. 8.700.000 dengan perincian sebagai berikut :
cek nomer 021
sebesar Rp. 4.700.000
Cek nomer 025
sebesar Rp. 2.600.000
Cek nomer 031
sebesar Rp. 1.400.000
3. Bank memberikan jasa giro sebesar
Rp. 500.000 dan biaya bank yang dibebankan kepada perusahaan sebesar Rp.
1.200.000.
4. Cek sebesar Rp. 1.800.000 yang
diterima perusahaan dari PT IDAMAN dinyatakan kosong oleh pihak bank.
5. Bank berhasil menagihkan wesel
dengan nilai nominal Rp. 5.000.000. Terhadap jumlah tersebut bank membebankan
biaya tagih atau biaya inkaso sebesar Rp. 200.000 sehingga nilai bersih yang
diakui oleh bank sebesar Rp. 4.800.000.
Berdasarkan data diatas buatlah
laporan rekonsiliasi dan jurnal penyesuaian yang diperlukan.
PT RAHADIAN
LAPORAN REKONSILIASI BANK PER 31 MEI 2010 |
|||||
saldo perusahaan
|
50.000
|
saldo per bank
|
52.900
|
||
ditambah
|
ditambah
|
||||
penagiahan wesel
|
setoran dalam penjualan
|
8.600
|
|||
(5.000-200)
|
4.800
|
61.500
|
|||
jasa giro
|
500
|
5300
|
|||
55.800
|
dikurangi
|
||||
cek yang masih beredar
|
|||||
dikurangi
|
no 015
|
4.700
|
|||
cek kosong
|
1.800
|
no 026
|
2.600
|
||
biaya bank
|
1.200
|
3.000
|
no 038
|
1.400
|
8.700
|
saldo perusahaan yang enar
|
Rp52.800
|
saldo bank yang enar
|
Rp52.800
|
3. KAS KECIL
Dana kas kecil dalam perusahaan
berguna untuk menyediakan kas bagi pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang
jumlahnya relatif kecil. Dalam membentuk kas kecil perusahaan harus menaksir
jumlah kas yang perlu disediakan untuk jangka waktu tertentu misalnya untuk
keperluan satu bulan. Terdapat dua metode akuntansi untuk menyelenggarakan dana
kas kecil yaitu :
a)
sistem
dana tetap (Imprest System)
b)
sistem
dana berfluktuasi (fluctuating system).
Sistem dana berfluktasi dipandang
kurang baik untuk mengendalikan kas kecil sehingga tidak jelaskan. Pada sistem
dana tetap (Imprest System), jurnal diselenggarakn dua kali. Pertama, pada
waktu kas keciltidak perlu dijual. Jika pada akhir tahun tidak diselenggarakan
pengisian kembali, maka jurnal penyesuian dibuat untuk mengakui biaya yang
telah terjadi dan penyesauian akun dana kas kecil.
Contoh : Pada tanggal 10 desember
2010 PT Rahadian menetapkan penggunaan kas kecil system dana tetap dengan
jumlah Rp. 500.000 dan akan diisi kembali setiap 2 pekan. Dana Kas kecil
dibentuk pada tanggal 15 desember 2010. Transaksi yang terjadi selama
pembentukan kas kecil sampai akhir tahun 2010 adalah sbb:
Desember 15 membentuk kas kecil Rp. 500.000
16 membayar kuitansi
langganan Koran Rp. 150.000
20 membeli materai dan
perangko Rp. 50.000
27 membayar makanan kecil
Rp. 40.000
31 mengisi kembali dana kas
kecil Rp. 240.000
Buatlah jurnal yang diperlukan untuk
mencatat transaksi diatas.
Jawab :
a. Pembentukan kas keci
Jurnal untuk mencatat pembentukan
dana kas kecil
des
|
15
|
Kas kecil
|
500.000
|
|
kas
|
500.00
|
b. Penggunaan dana kas kecil
Untuk sistem dana tetap tidak ada
pencatatan.
c. Pengisian kembali kas kecil
Jurnal untuk mencatat pengisian
kembali tanggal 31 desember 2010
des
|
31
|
Biaya langganan koran
|
150.000
|
|
Biaya materai dan perangko
|
50.000
|
|||
Biaya makanan kecil
|
40.000
|
|||
kas
|
240.000
|
Dari uraian diatas dana kas kecil
tidak pernah dikredit sehingga saldo kas kecil selalu tetap sebesar Rp.
500.000. Pada akhir periode harus dilakukan pengisian kembali untuk mengakui
adanya biaya-biaya yang dikeluarkan pada pengisian sebelumnya dan untuk menentukan
jumlah dana kas kecil yang dilaporkan di Neraca. Berdasarkan contoh diatas,
saldo dana kas kecil yang dilaporkan di neraca per 31 desember 2010 adalah Rp.
500.000 .
4. SELISIH KAS
Untuk keperluan pengendalian internal
kas, secara berkala jumlah fisik kas dicocokkan dengan saldo buku besar kas,
apabila terjadi perbedaan maka selish tersebut dibukukan dalam selisih kas.
Pada akhir periode saldo debet selisih kas dilaporkan dalam beban/biaya diluar
usaha sedangkan saldo kredit selisih kas dibukukan dalam pendapatan di luar
usaha. Misalkan, perusahaan makanan kecil dengan harga Rp 12.650. jumlah kas
kecil yang dikeluarkan untuk ini mungkin RP 12.700 meskipun kuintansi ataupun
nota pembelian berjumlah Rp 12.650. cdenagan demikian maka jumlah fisik kas
adalah Rp 50 lebih kecil. Hal ini menyebabkan adanya selisih kas. Dalam hal ada
selisih, maka akun selisih kas perlu dibentuk.
Contoh : menurut bukti pendukungan
yang sah, penjualan tunai pada tanggal 27 maret 2011 adalah Rp 10.790, tetapi
uang kas yanga benar-benar diterima
hanyalah Rp 10.700. jumlah unatuk mencatat penerimaan kas dari penerimaan kas
dari penjualan ini adalahsebagai berikut.
mar
|
27
|
Kas
|
10.700
|
|
Selisih kas
|
90
|
|||
penjualan
|
10.790
|
5. PENYAJIAN KAS DI NERACA
Oleh karena merupakan aseta yang
paling likuit, kas disajikan di neraca dengan menduduki urutan paling atas
dalam kelompok aset lancar. Kas dinilai berdasarkan nilai nominal cek
perusahaan lain yang amenjadi hak perudahaan da saldo rekening giro pada
tanggal neraca .
Tidak menutup kemungkinan bahwa saldo
rekening giro di bank bersaldo negatif. Saldo demikian dilaporkan dineraca
dalam kelompok kerajjinan lancar. Tetapi jika rekening giro lainnya dalam bank
yang dalam bank yang sama mempunyai saldo positif yang dapat menutup saldo
negatif, maka saldo negatif dapat digabung.
Bagaimana menurut kalian setelah membaca seluruh postingan ini ?
Apabila ada yang ingin ditanyakan silahkan berkomentar dan apabila ingin mengkopas jangan lupa izin dan memberikan kredit link karena semua yang saya posting merupakan karya original dari saya dan teman-teman seperjuangan saya yang membuatnya tidak sembarangan.
Skian dan Terimakasih
kalau sumpamanya ada cek yang digelapkan yang masih beredar cara hitung saldo kas per buku perusahaan yang benar gimana dan cara menyusun rekonsilias baak yang benar.
ReplyDeletedan cara menghitung jumlah kas yang digelapkan oleh akuntan tersebut