-->

MENGANALISIS PASAR KONSUMEN



BAB  I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran dengan cara yang lebih baik daripada para pesaing. Pemasar selalu mencari kemunculan tren pelanggan yang menunjuk peluang pemasaran baru. Misalnya, kemunculan telepon seluler, terutama dikalangan remaja dan dewasa muda, membuat pemasar memikirkan kembali praktik mereka.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor: budaya (budaya, subbudaya, dan kelas sosial); sosial (kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial) ; dan pribadi (usia, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri). Penelitian atas semua faktor ini dapat memberikan petunjuk bagi pemasar untuk menjangkau dan melayani konsumen secara lebih efektif.
Proses pembelian umum terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pada setiap tahap. Sikap orang lain, faktor situasional yang tidak diantisipasi, dan risiko anggapan, semuanya mempengaruhi keputusan untuk membeli, dan juga tingkat kepuasan produk pascapembelian konsumen, pemakaian dan penyingkiran, dan tindakan sari pihak perusahaan.
B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik konsumen mempengaruhi perilaku konsumen ?
2.      Proses psikologis utama apakah yang mempengaruhi respon konsumen terhadap program pemasaran ?
3.      Bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian ?
4.      Bagaiman pemasar menganalisis pengambilan keputusan konsumen ?

C.   Tujuan Penyusunan
Agar mahasiswa dapat mempelajari tentang bagaiman cara menganalisis pasar konsumen dan mengetahui serta mengatasi masalah-masalah yang terjadi di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN

1.     MENGANALISIS PASAR KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan, dan keinginan mereka.
            Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan pribadi. Faktor budaya memberikan yang paling luas dan dalam.
1.1.   Faktor Budaya
     Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi : kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Ketika subbudaya cukup besar dan cukup kaya perusahaan sering merancang program pemasaran khusus untuk melayani mereka.
     Pemasaran multikultural tumbuh dari riset pemasaran yang teliti, yang mengungkapkan bahwa ceruk etnik dan demografis yang berbeda tidak selalu memberi respon positif tehadap iklan pasar masal.
     Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, sering kali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen yang bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki & mempunyai anggota yang berbagi nilai, minat, & perilaku yg sama.
            Kelas sosial mempunyai 4 karakteristik, yaitu :
Pertama orang-orang yang berada dalam masing-masing kelas cenderung mempunyai kemiripan dalam cara berpakaian, pola bicara, dan preferensi rekreasional dibandingkan orang dari kelas sosial yang berbeda.
Kedua orang dianggap menduduki posisi lebih rendah/lebih tinggi  menurut kelas sosial.
Ketiga Kelompok variabel – misalnya pekerjaan, penghasilan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi nilai – mengindikasikan kelas sosial, alih-alih variabel tunggal.
Keempat Kelas sosial seseorang dalam tangga kelas sosial dapat bergerak naik atau turun sepanjang hidup mereka.
1.2.   Faktor Sosial
            Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga serta peran sosial dan setatus mempengaruhi perilaku pembelian.
1.2.1.      Kelompok Referensi (reference group) adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group), beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group), seperti agama, profesional, kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.
   Kelompok referensi mempengaruhi anggota dengan tiga cara :
1. Memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada orang.
2. Mempengruhi sikap dan sikap diri.
3. Menciptakan tekanan kenyamanan yg dapat mempengaruhi pilihan produk & merk.
Orang juga dipengaruhi oleh orang dari luar kelompoknya seperti Kelompok aspirasional (aspirational group) adalah kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu. Kelompok disosiatif (dissociative group) adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang tersebut.
   Jika perngaruh kelompok referensi kuat, pemasar harus menentukan cara menjangkau dan mempengaruhi pemimpin oponi kelompok. Pemimpin opini adalah orang yang menawarkan nasihat atau informasi informal tentang produk atau kategori produk tertentu. Pemasar berusaha menjangkau para pemimpin opini dengan mengidentifikasi media yang mereka bac,a, dan mengarahkan pesan kepada mereka.
1.2.2.      Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli, Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Keluarga prokreasi (family of procreation) yaitu pasangan dan anak-anak.
1.2.3.      Peran dan status  kita dapat mendefinisikan posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status.  Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran meyandang status.
1.3.   Faktor Pribadi
            Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi ini meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli; pekerjaan dan keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta gaya hidup dan nilai.
1.3.1.      Usia dan tahap siklus hidup selera kita dalam makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering berhubungan dengan usia kita. Konsumsi juga dibentuk olek siklus hidup keluarga dan jumlah usia serta  jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada waktu tertentu.
1.3.2.      Pekerjaan dan keadaan ekonomi pekerjaan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dan pemilihan produk sangat di pengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.
1.3.3.      Kepribadian dan konsep diri  kepribadian (personality)  adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembeli). Kepribadian merek (brand personality) sebagai bauran tertentu dari sifat manusia yang dapat kita kaitkan pada merek terentu.
Jennifer Aaker dari stanford meriset kepribadian merek & mengidentifikasi sifat-sifat berikut :
1.    Ketulusan / sincerity (membumi, jujur, sehat, dan ceria)
2.    Kegembiraan / excitement (berani, bersemangat, imajinatif, dan modern)
3.    Kompetensi / competence (dapat diandalkan, cerdik, dan sukses)
4.    Kesempurnaan / sophisticated (kelas atas dan menarik)
5.    Ketahanan / ruggedness  (petualang dan tangguh)
1.3.4.      Gaya hidup dan nilai orang-orang dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat.
2.     PROSES PSIKOLOGIS KUNCI
Tugas pemasar adalah memehami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir. Empat kunci proses psikologis : motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori.






Text Box: Model Perilaku Konsumen


 














2.1.  Motivasi
     Ada 3 teori tentang motivasi manusia: Sigmund Freud, Abraham Maslow, dan Frederick Herzberg.
1)      Teori Freud Sigmund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku seseorang sebagian besar adalah ketidaksadaran, dan bahwa seseorang tidak dapat memahami secara penuh motivasinya sendiri.
2)      Teori Maslow bahwa kebutuhan manusia diatur dalam  hierarki dari yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan, kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.


 







3)      Teori Herzberg herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan ketidakpuasan/dissatisfier dari kepuasan/satisfier. Teori herzberg mempunyai 2 implikasi:
a)      Penjual seharusnya melakukan yang terbaik untuk menghindari ketidakpuasan
b)      Penjual harus mengidentifikasi setiap kepuasan atau motivator utama pembelian di pasar dan kemudian memasok mereka.
2.2.   Persepsi
     Adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
2.2.1. Atensi selektif (selective attention) adalah alokasi pemprosesan kapasitas terhadap beberapa rangsangan. Karena kita tidak mungkin dapat mendengarkan semua ini, kita menyortir sebagian besar rangsangan tersebut  - sebuah proses yang disebut atensi selektif (selective attention), berarti bahwa pemasar harus bekerja keras untuk menarik atensi konsumen. Dan tantangan sebenarnya adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang.
2.2.2. Distorsi selektif (selective distortion) adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi dengan cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita. Konsumen sering mendistorsi informasi agar konsisten dengan keyakinan dan ekspektasi dari merek dan produk yang sudah ada sebelumnya. Distorsi selektif dapat bekerja untuk keunggulan pemasar yang memiliki merek kuat ketika konsumen mendistorsi informasi merek netral atau tidak jelas untuk membuatnya lebih positif.
2.2.3. Resensi  selektif (selective retention) informasi yang dipaparkan, tetapi kita mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan keyakinan kita.
Persepsi bawah sadar  mekanisme persepsi selektif membutuhkan keterlibatkan dan pemikiran aktif konsumen, sebuah topik yang telah mempesona banyak pemasar selama berabad-abad adalah persepsi bawah sadar (subliminal perception).
2.3.   Pembelajaran
     Pembelajaran (learning) mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari secara tidk disengaja. Ahli teori pembelajaran percaya bahwa pembelajaran dihasilkan melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda, respon, dan pendekatan. Teori pembelajaran mengajarkan pemasar bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah produk dengan mengasosiasikannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan pertanda yang kuat, menggunakan pertanda yang memotivasi, dan menyediakan penguatan positif.
2.4.   Memori
            Semua informasi dan pengalaman yang kita hadapi ketika kita menjalani hidup. Ada 2 memori : 1)Memori jangka pendek adalah penyimpanan informasi temporer dan terbatas. 2)Memori jangka panjang adalah penyimpanan yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas.
2.4.1. Proses memori memori adalah proses yang sangat kontruktif, karena kita tidak mengingat informasi dan kejadian secara lengkap dan akurat. pemprograman memori menggambarkan bagaimana dan dimana informasi masuk kedalam memori.
               Tingkat kemudahan kita dalam mengintegrasikan informasi baru ke dalam struktur pengetahuan yang sudah ada juga sangat bergantung pada kesederhanaan, kejelasan, dan ketepatannya. Paparan berulang terhadap informasi, juga memberikan peluang yang lebih besar bagi pemprosesan dan selanjutnya potensi asosiasi yang lebih kuat.
2.4.2.Pengambilan memori (memory retrieval) merupakan cara informasi di ambil dari memori. Usaha mengingat memori tentang merek ada 3 faktor yang sangat penting:
1)   Kehadiran produk lain dalam memori dapat menghasilkan pengaruh interferensi dan menyebabkan kita gagal mengenali / bingung dengan data baru.
2)   Waktu antara paparan terhadap informasi dan pemprograman berpengaruh semakin lama waktu tunda, semakin lemah asosiasi itu.
3)   Informasi mungkin tersedia dalam memori tetapi tidak dapat di akses(dapat di ingat) tanpa tanda pemulih atau pengingat yang tepat.
     Meskipun demikian memori seringkali menjadi rekonstruktif, dan konsumen bisa mengingat pengalaman dengan sebuah merek secara berbeda dari fakta sebenarnya akibat adanya intervensi faktor atau kejadian lain.
3.PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN : MODEL LIMA TAHAP
Perilaku pascapembelian
 
Pengenalan masalah
 
Evaluasi alternatif
 
Pencarian informasi
 
Keputusan pembelian
 
     Proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memehami bagaimana konsumen benar-bener membuat keputusan pembelian mereka. Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh – semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk.












 


3.1. Pengenalan Masalah
         Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.
  3.2. Pencarian informasi
     Konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian, perhatian tajam dan pencarian informasi aktif.
3.2.1. Sumber Informasi, Sumber informasi di bagi menjadi 4, yaitu :
1)    Pribadi (keluarga,teman, tetanggan, rekan)
2)    Komersial (iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan)
3)    Publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen)
4)    Eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaaan produk)
3.2.2. Dinamika Pencarian  memulai pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek pesaing dan fitur mereka. Perusahaan harus mengidentifikasikan merek lain dalam kelompok pilihan konsumen sehingga perusahaan dapat merencanakan daya tarik kompetitif yang tepat.
  3.3.  Evaluasi Alternatif
  Bagaimana konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir. Ada beberapa proses dan sebagian besar model terbaru melihat komsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional. Konsumen akan memberikan perhatian tebesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan.
3.3.1. Keyakinan dan Sikap
            Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipegang seseorang tentang sesuatu. Sikap yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau ide.
3.3.2. Model ekspektasi Nilai
Membentuk sikap menduga bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek mereka – positif dan negatif berdasarkan arti pentingnya.

Text Box: Langkah-langkah antara Evaluasi Alternatif dan keputusan pembelian
Sikap orang lain
 
Evaluasi Alternatif
 
Nilai untuk membeli
 
Faktor situasional yang tidak diantisipasi
 
Keputusan Pembelian
 
 







3.4.  Keputusan Pembelian
       Dalam tahap mengevaluasi konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kesimpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud pembelian konsumen dapat membentuk 5 subkeputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.
3.4.1. Model nonkompensatoris dari pilihan konsumen
   Yaitu hal-hal yang dianggap baik untuk sebuah produk dapat membantu menutup hal-hal yang dianggap buruk. Tetepi konsumen biasanya mengambil jalan pinas mental dengan menggunakan jalan aturan heuristik. Heuristik adalah aturan sederhana atau jalan pintas mental dalam proses keputusan. Ada 3 heuristik : heuristik konjungsif,heuristik leksikografis, heuristik eliminasi berdasarkan aspek.
3.4.2. Faktor Penginvestasi  konsumen membentuk evaluasi merek, 2 faktor umum dapat mengintervensi antara maksud pembelian dan keputusan pembelian. Pertama adalah sikap orang lain. Kedua adalah faktor situasional yang tidak diantisipasi.
            Keputusan konsumen untuk memodifikasi menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhisiko fungsionali oleh risiko anggapan. Antara lain: risiko fungsional, risiko fisik, risiko keuangan, risiko sosial, risiko psikologis, resiko waktu.
  3.5.  Perilaku pasca pembelian
        Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik karena melihat fitur mengkhawatirkan , karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan penggunaan produk pasca pembelian.

3.5.1. Kepuasan pasca pembelian
            Merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan maka konsumen kecewa, tapi sebaliknya jika memenuhi harapan maka konsumen puas, dan jika melebihi harapan maka konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.
3.5.2. Tindakan pascapembelian
Jika konsumen puas ia mungkin akan membeli produk itu kembali dan cenderung mengatakan hal-hal baik terhadap produk trersebut kepada orang lain. Konsumen yang kecewa  mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk dan mungkin akan mengajukan tuntutan umum dengan melayangkan keluhan kepada perusahaan , menggunakan pengacara atau melayangkan kepada kelompok lain.
3.5.3. Penggunaan dan penyingkiran Pascapembelian
Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk – semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat mereka kembali ke pasar untuk membelinya lagi.
Text Box: Bagaimana Pelanggan Menggunakan atau Menyingkirkan ProdukCara termudah untuk meningkatkan penggunaan adalah mempelajari kapan penggunaan aktual kurang dari yang direkomendasikan dan membujuk pelanggan tentang keuntungan penggunaan yang lebih teratur guna menaggulangi potensi masalah.
 








4.TEORI LAIN TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Proses keputusan konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan gaya perencanaan yang cermat. Berikut ini beberapa teori dan pendekatan lain: 
4.1.   Tingkat Keterlibatan Konsumen
            Kita dapat mendefinisikan keterlibatan konsumen(consumer involvement)  berdasarkan tingkat keterlibatan dan pemprosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespon rangsangan pemasaran.
4.1.1.      Model kemungkinan Elaborasi model kemungkinaan elaborasi Richard Petty dan John Cacioppo merupakan model yang banyak dipakai mengenai formasi dan perubahan sikap, menggambarkan bagaimana konsumen membuat penilaian, baik dalam keadaan keterlibatan rendah maupun tinggi. Ada 2 alat persuasi dalam model mereka, yaitu: rute pusat dan rute periferal (tepi). Pertanda periferal bagi konsumen meliputi dukungan selebriti, sumber yang kredibel, atau semua objek yang menghasilkan perasaan positif. Konsumen mengikuti rute pusat hanya jika mereka memiliki motivasi, kemampuan, dan kesempatan yang cukup. Jika ada faktor yang kurang, konsumen cenderung mengikuti rute periferal dan mempertimbangkan faktor yang kurang terpusat dan lebih ekstrinsik dalam keputusan mereka.
4.1.2.      Strategi Pemasaran Keterlibatan Rendah  banyak produk yang dibeli dalam kondisi keterlibatan rendah dan ketiadaan merek yang signifikan. Jika konsumen terus memakai merek yang sama hal itu hanya kebiasaan bukan loyalitas merek yang kuat. Ada 4 teknik untuk mengubah semua itu : pertama, mereka dapat menghubungkan produk dengan sejumlah isu yang terlibat. Kedua, mereka dapat menghubungkan produk dengan beberapa situasi pribadi yang melibatkan. Ketiga, pemasar dapat merancang iklan untuk memicu emosi kuat yang berhubungan dengan nilai pribadi atau pertahanan ego. Keempat, pemasar mungkin mengiklankan fitur penting.
4.1.3.      Perilaku pembelian pencari keragaman beberapa situasi pembelian ditentukan karakternya dengan keterlibatan rendah tetapi perbedaan mereknya signifikan. Konsumen sering melakukan banyak peralihan merek. Peralihan merek terjadi untuk mencari keragaman, dan bukan karena ketidakpuasan.



4.2. Heuristik dan bias keputusan
     Ahli teori keputusan mengidentifikasikan berbagai heuritik dan bias dalam pengambilan keputusan konsumen setiap hari. Antara lain : Heuristik ketersediaan, Heuristik representatif, Heuristik penjangkaran dan penyesuaian.
   4.2.1. Heuristik ketersediaan
Konsumen mendasarkan prediksi mereka berdasarkan kecepatan dan kemudahan dimana satu contoh hasil tertentu muncul di pikiran mereka. Jika sebuah contoh terlalu mudah munculdi pikirn mereka, konsumen mungkin menetapkan terlalu tinggi. Misalnya, kegagalanproduk yang baru terjadi dapat menyebabkan konsumen melebih-lebihkan kemungkinan kegagalan produkdimasa depan adan membuatnya lebih terbujuk untuk membeli jaminan produk.
   4.2.2. Heuristik representatif
Konsumen mendasarkan prediksi mereka atas se-representatif atau semirip apa suatu hasil dengan contoh lain. Satu alasan bahwa penampilan kemasan bisa sangat mirip untuk merek yang berbeda dalam kategori produk yang sama adalah bahwa mereka ingin dilihat sebagai representataif kategori secara keseluruhan.
   4.2.3. Heuristik penjangkaran dan penyesuaian
Konsumen sampai pada penilaian awal dan kemudian menyesuaikannya berdasarkan informasi tambahan. Untuk pemasar jasa penting untuk membuat kesan pertama yang kuat untuk menetapkan jangkar yang baik, sehingga pengalaman selanjutnya di terjemahkan dalam pandangan yang lebih menynangkan.
Ingat bahwa manajer pemasaran juga dapat menggunakan heuristik dan tidak lepas dari bias dalam pengambilan keputusan mereka. “catatan pemasaran : jebakan keputusan” mengungkapkan 10 kesalahan yang bisa dilakukan manajer dalam keputusan mereka.
4.3.  Akuntansi Mental
     Mengacu pada cara konsumen mengkodekan, mengkategorikan, dan mengevaluasi hasil finansial dari pilihan . Akuntansi mental adalah kecenderungan untuk mengkategorikan dana atau item nilai meskipun tidak ada basis logis untuk kategori itu.
     Menurut Richard Thaler dari Chicago, akuntansi mental didasarkan pada sekelompok prinsip inti utama :
1) Konsumen cenderung memisahkan keuntungan.
2) Konsumen cederung mengintegrasikan kerugian.
3) Konsumen cenderung mengintegrasikan kerugian yang lebih kecil dengan keuntungan yang lebih besar.
4) Konsumen cenderung memisahkan keuntungan kecil dari kerugian besar.
     Teori rospek mengatakan bahwa konsumen menentukan kerangka alternatif keputusan mereka berdasarkan keuntungan dan kerugian berdasarkan keuntungan dan kerugian menurut fungsi nilai.
4.4. Menentukan profil proses Keputusan  Pembelian Pelanggan
                        Bagaimana pemasar mempelajari tahap-tahap dalam proses pembelian untuk produk mereka?  Mereka dapat memikirkan bagaimana mereka sendiri akan bertindak, dalam metode introspektif.  Mereka dapat mewawancara sejumlah kecil pembeli baru, meminta mereka mengingat kejadian yang menyebabkan mereka melakukan pembelian, dalam metode retrospektif. Mereka dapat menggunakan metode prospektif untuk menemukan konsumen yang berencana membeli produk dan meminta mereka menceritakan jalan pikiran dalam proses pembelian yang mereka lalui, atau mereka dapat meminta konsumen menjelaskan cara ideal untuk membeli produk, dalam metode preskriptif.  Setiap metode menghasilkan gambaran langkah-langkah dalam proses.
                        Berusaha memahami perilaku pelanggan dalam hubungannya dengan produk disebut memetakan sistem konsumsi pelanggan, siklus aktifitas pelanggan, atau skenario pelanggan. pemasar dapat melakukannya untuk kelompok kegiatan seperti mencuci baju,menyiapkan pernikahan, atau membeli mobil. Membeli mobil misalnya, mencakup seluruh kelompok kegiatan: memilih mobil, mendanai pembelian, membeli asuransi, membeli aksesoris, dan seterusnya.









BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor: budaya (budaya, subbudaya, dan kelas sosial); sosial (kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status sosial) ; dan pribadi (usia, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri). Penelitian atas semua faktor ini dapat memberikan petunjuk bagi pemasar untuk menjangkau dan melayani konsumen secara lebih efektif.
            Empat proses psikologi utama yang mempengaruhi perilaku konsumen : motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori.
            Untuk memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang mengambil keputusan dan mempunyai masukan dalam keputusan pembelian; orang bisa menjadi pemicu, pihak yang mempengaruhi, pengambil keputusan, pembeli atau pengguna. Kampanye pemasaran yang berbeda dapat ditargetkan kepada masing-masing jenis orang.
            Proses pembelian umum terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pada setiap tahap. Sikap orang lain, faktor situasional yang tidak diantisipasi, dan risiko anggapan, semuanya mempengaruhi keputusan untuk membeli, dan juga tingkat kepuasan produk pascapembelian konsumen, pemakaian dan penyingkiran, dan tindakan sari pihak perusahaan.
            Konsumen adalah pengambil keputusan konstruktif dan terpapar banyak pengaruh kontekstual. Konsumen sering mengalami keterlibatan rendah dalam keputusan mereka, menggunakan banyak heuristik sebgai akibatnya.



Daftar Pustaka
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller.2008.Manajemen Pemasaran.Jakarta:Erlangga.

0 Response to "MENGANALISIS PASAR KONSUMEN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel