-->

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 9 KONSEP PENGENDALIAN INTERN


PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sistem informasi akuntansi sebagai sistem yang terbuka tidak bisa dijamin sebagai suatu sistem yang bebas dari kesalahan maupun kecurangan. Pengendalian intern yang baik merupakan cara bagi suatu sistem untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan yang merugikan. Sistem pengendalian internal ini dapat mencegah timbulnya kerugian karena penggunaan sumberdaya yang boros, keputusan manajemen yang tidak akurat dan sebagainya. Konsep pengendalian ini semakin lama semakin penting dan menempati posisi yang strategis karena ancaman terhadap SIA meningkat baik dari sisi jenis maupun intensitasnya. Karena itu, dalam kesempatan kali ini, penulis ingin membahas lebih lanjut tentang Konsep Pengendalian Intern dalam sebuah Sistem Informasi Akuntansi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian pengendalian intern?
2.      Apa saja jenis ancaman dan peningkatan intensitas ancaman terhadap sistem informasi akuntansi?
3.      Apa saja macam klasifikasi pengendalian?
4.      Apa saja model pengendalian?
5.      Apakah lingkungan pengendalian?
6.      Apakah pengertian aktivitas pengendalian?
7.      Apa saja resiko dan pengendalian resiko?
8.      Apa saja metode-metode kunci untuk melakukan pemantauan yang efektif?
9.      Apa saja aktivitas-aktivitas yang harus dijalankan untuk melaksanakan pemantauan kinerja?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan pengertian pengendalian intern.
2.      Menjelaskan jenis ancaman dan peningkatan intensitas ancaman sistem informasi akuntansi.
3.      Menjelaskan macam klasifikasi pengendalian.
4.      Menjelaskan model pengendalian.
5.      Menjelaskan lingkungan pengendalian.
6.      Menjelaskan pengertian aktivitas pengendalian.
7.      Menjelaskan resiko dan pengendalian resiko.
8.      Menjelaskan metode-metode kunci untuk melakukan pemantauan yang efektif.
9.      Menjelaskan aktiviras yang harus dijalankan untuk melaksanakan pemantauan kinerja.






PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian (control) adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah obyek, organisasi, atau sistem. Tujuan dilakukannya pengendalian adalah untuk mencegah timbulnya kerugian bagi sebuah organisasi, yang timbul antara lain karena sebab-sebab sebagai berikut.
1.      Penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan boros
2.      Keputusan manajemen yang tidak baik
3.      Kesalahan yang tidak disengaja dalam pencatatan dan pemrosesan data
4.      Kehilangan atau kerusakan catatan secara tidak sengaja
5.      Kehilangan aktiva karena kecerobohan karyawan
6.      Tidak ditaatinya kebijakan manajemen dan peraturan lainnya oleh para karyawan
7.      Perubahan secara tidak sah terhadap SIA atau komponen-komponennya

B.     Ancaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Secara garis besar, ada 4 jenis ancaman terhadap SIA, yaitu:
1.      Bencana alam dan bencana politik, misalnya kebakaran.
2.      Kesalahan software dan tidak berfungsinya perangkat keras.
3.      Tindakan-tindakan yang tidak disengaja.
4.      Tindakan yang disengaja (kriminal komputer).

Diantara berbagai penyebab meningkatnya problem pengamanan adalah sebagai berikut.
1.      Kenaikan jumlah sistem client / server yang berakibat informasi tersedia untuk semua karyawan.
2.      Karena jaringan lokal (LAN) dan sistem client / server mendistribusikan data kepada pemakai.
3.      Wide Area Network (WAN) memberi peluang bagi pelanggan dan pemasok saling mengakses masing-masing sistem data.

Meskipun ancaman terhadap SIA meningkat, sayangnya banyak organisasi tidak melakukan proteksi secara memadai terhadap data yang mereka miliki, karena alasan sebagai berikut.
1.      Persoalan pengendalian komputer sering disepelekan dan dianggap remeh, dan perusahaan menganggap bahwa kehilangan informasi penting sebagai sesuatu yang tidak dianggap merugikan atau dianggap merupakan ancaman.
2.      Implikasi pengendalian karena berubahnya sistem dari sistem terpusat menjadi sistem jaringan (network) tidak benar-benar dipahami.
3.      Sebagian perusahaan tidak menyadari bahwa pengamanan data merupakan hal yang serius bagi kelangsungan hidup perusahaa. Informasi adalah sebuah sumberdaya strategik, dan untuk melindungi informasi tersebut memerlukan oersyarat yang strategik pula.
4.      Tekanan produktivitas dan biaya memotivasi manajemen untuk mengabaikan pengukuran pengendalian yang memang cukup memakan waktu.

Konsep Umum Pengendalian adalah sebagai berikut.
1.      Pengendalian Intern (internal control). Adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Antara sebuah tujuan dengan tujuan lainnya seringkali bertentangan.
2.      Pengendalian Manajemen (management control). Merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan dengan pengendalian intern, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) merupakan bagian yang integral dari tanggung jawab manajemen, (b) dirancang untuk mengurangi terjadinya berbagai kesalahan (error & irregularities), dan untuk mencapai tujuan organisasi, dan (c) berorientasi kepada personil dan mencoba membantu karyawan mencapai tujuan organisasi dengan mengikuti kebijakan organisasi.
3.      Pengendalian Adiministrasi (administrative control). Adalah pengendalian yang menjamin efisiensi operasional dan ketaatan kebijakan manajemen. Sebaliknya, pengendalian akuntansi (accounting control) adalah pengendalian yang bertujuan membantu menjaga aktiva dan menjamin akurasi dan daya andal catatan keuangan perusahaan.
4.      Struktur Pengendalian Intern (internal control structure), memiliki tiga elemen, yaitu:
a.       Lingkungan pengendalian, yang menggambarkan efek kolektif dari berbagai faktor pada penetapan, peningkatan, atau penurunan efektivitas prosedur dan kebijakan khusus.
b.      Sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan kewajiban yang terkait.

c.       Prosedur pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur yang ditambahkan ke lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan khusus organisasi akan dicapai.

C.    Klasifikasi Pengendalian Intern
1.      Menurut Tujuannya, Pengendalian dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
a.       Pengendalian Preventif, dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tesebut benar-benar terjadi.
b.      Pengendalian detektif, Untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut terjadi.
c.       Pengendalian korektif, dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian detektif. Pengendalian ini mencakup tiga langkah yakni :
1)      Mengidentifikasi penyebab munculnya masalah.
2)      Membetulkan berbagai kesalahan yang terjadi.
3)      Memodifikasi sistem sistem sehingga masalah yang sama di masa mendatang dapat diminimumkan.
2.      Menurut Waktu Pelaksanaannya, Pengendalian dibagi menjadi dua kelompok yakni :
a.       Feedback Control (Pengendalian umpan balik). Adalah pengenalian yang masuk dalam kelompok pengendalian detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur sebuah proses dn menyesuaikan apabila terjadi penyimpangan dari rencana semula.
b.      Feedforward Control (Pengendalian dini). Adalah pengendalian yang termasuk dalam kelompok pengendalian preventif, karena jenis ini memonitor proses dan input untuk memprediksi kemungkinan masalah yang akan terjadi (potential problems)
3.      Menurut Obyek yang Dikendalikan, Pengawasan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
a.       General Control (Pengawasan umum). Yaitu pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa lingkungan pengawasan organisasi mantap dan dikelola untuk meningkatkan efektifitas pengawasan aplikasi.
b.      Application Control (Pengawasan kontrol). Yaitu pengawasan yang digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat transaksi tersebut diproses.


4.      Menurut Tempat Implementasi dalam Siklus Pengolahan data, dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
a.       Pengawasan Input, Dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah, akurat dan diotorisasi saja yg dimasukkan kedalam proses.
b.      Pengawasan Proses, dirancang untuk menjamin bahwa semua transksi diproses secara akurat dan lengkap, semua file dan record di-update secara tepat.
c.       Pengawasan Output, dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya.

D.    Model Pengendalian
Pengendalian Intern memiliki beberapa model, yaitu sebagai berikut.
1.      The Foreign Corrupt Practices Act.
Tujuan utama dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk mencegah upaya penyuapan oleh pihak luar kepada pejabat perusahaan untuk memperoleh kesepakatan bisnis.
2.      The Study By Committe Of Sponsoring Organization (Coso)
Model pengendalian intern ini menetapkan sebagai proses yang diterapkan oleh dewan direktur, manajemen, dan untuj memberikan jaminan yang cukup bahwa ujuan pengendalian berikut ini dapat dicapai, yaitu :
a.       Efektifitas dan efisiensi operasi.
b.      Daya andal pelaporan keuangan.
c.       Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian intern didefinisikan sebagai sebuah proses karena pengendalian intern ini melekat dalam kegiatan operasional sebuah organisasi, dan merupakan bagian integral dari aktivitas dasar manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan organisasi.
3.      Study By The Information Systems Audit And Control Foundation (Isacf)
ISACF beberapa waktu lalu menyusun the Control Objective for Information and Related Technology (COBIT). COBIT adalah sebuah rerangka kerja umu untuk pengamanan sistem informasi dan praktik pengendalian untuk teknologi informasi. Rerangka  tersebut memungkinkan (1) Manajemen untuk menetapkan pengamanan dan praktik pengendalian lingkungan teknologi informasi, (2) Pemakai jasa teknologi informasi memperoleh jaminan bahwa ada pengamanan dan pengendalian yang memadai, dan (3) Auditor untuk mendukung opini mengenai  pengendalian intern dan untuk memberikan saran bagi pengamanan dan pengendalian teknologi informasi.

E.     Lingkungan Pengendalian
1.      Komitmen Kepada Integrasi dan Nilai Etika
Manajemen perlu menciptakan sebuah kultur organisani yang menekankan pada integritas dan nilai etika, karena hal ini merupakan sesuatu hal penting. Perusahaan dapat menetapkan integritas sebagai sebuah prinsip dasar perusahaan dan secara pribadi dan aktif melakukan sosialiai serta mempraktikannya.
2.      Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
Komponen utama lingkungan pengawasan adalah filosofi dan gaya operasi manajemen. Jika manajemen tidak terlalu memberikan perhatian pengendalian terhadap pengendalian intern dan perilaku etik, maka karyawan perusahaan tidak dapat diharapkan dapat mencapai tujuan pengawasan secara efektif.
3.      Struktur Organisasi
Struktur organisasi sebuah perusahaan menetapkan garis wewenang dan tanggung jawab, dan memberikan rerangka menyeluruh untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi.
4.      Komite Audit
Komite ini bertanggungjawab untuk mengawasi struktur pengawasan intern perusahaan, proses pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap hukum, peraturan, dan standar yg berlaku.
5.      Metode Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
Kebijakan dan tanggung jawab biasanya diatur dan ditetapkan dakam deskripsi jabatan, pelatihan karyawan, rencana kegiatan, jadwal, dan anggaran. Salah satu hal penting adalah kode etik yang berkaitan dengan standar perilaku etis, praktik bisnis, dan perbedaan kepentingan.
6.      Praktik dan Kebijakan tentang Sumber Daya Manusia
Kebijakan dan praktik yang berkaitan dengan pengangkatan, pelatihan, penilaian, penggajian, dan promosi memiliki pengaruh penting terhadap kemampuan organisasi meminimumkan risiko pengawasan intern.
7.      Pengaruh Eksternal
Pengaruh eksternal mempengaruhi lingkungan pengawasan organisasi, dan meningkatkan kesadaran manajemen akan pentingnya prosedur dan kebijakan pengawasan intern.

F.     Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan aturan yang memberikan jaminan cukup bahwa tujuan pengendalian manajemen dicapai. Pada umumnya aktivitasnya dapat dikelompokan menjadi lima kelompok yakni :
1.      Otorisasi yang tepat terhadap aktivitas dan transaksi
2.      Pemisahan tugas
3.      Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
4.      Perlindungan yang memadai terhadap akses dan penggunaan aktiva dan catatan
5.      Pengecekan independen terhadap  kinerja

G.    Perhitungan Risiko
1.      Identifikasi ancaman yang dihadapi perusahaan
2.      Estimasi risiko atau probabilitas terjadinya ancaman
3.      Estimasi kemungkinan terjadinya kerugian dari setiap ancaman
4.      Identifikasi alternatif  pengendalian
5.      Estimasi dari biaya setiap alternatif
6.      Menentukan efektifitas manfaat dan pengorbanan

H.    Informasi Dan Komunikasi
Akuntan dalam melaksanakan proses ini harus memahami bagaimana (1) transaksi terjadi (2) data direkam dalam machine readable form (3) file-file komputer diakses dan di-update (4) data diproses untuk menghasilkan laporan, dan (5) informasi dilaporan ke pengguna intern dan pengguna ekstern.
Cara pelaporan kepada para pengguna tergantung pada beberapa faktor berikut :
1.      Jenis Output, Softcopy atau  Hardcopy. Jenis output ini akan membedakan cara pelaporan kepada pemakai.
2.      Teknologi informasi yang dipakai. Apabila perusahaan memanfaatlam teknologi informasi untuk menyamoaikan berbagai laporan, maka laporan tersebut lebih cepat, lebih tepat waktu, dan lebih terjamin kerahasiaannya.
3.      Jenis laporan yang dirahasiakan.

I.       Pemantauan Kinerja
Pemantauan kinerja merupakan hal penting dalam pengawasan. Ada beberapa kunci pokok dalam melakukan pemantauan kinerja, yakni :
1.      Supervisi yang efektif.
Mencakup :
a.       Pelatihan dan asisten karyawan
b.      Pemantauan kinerja keryawan
c.       Koreksi kesalahan
d.      Penjagaan aktiva dengan cara memantau karyawan yang memliki akses ke aktiva tersebut
2.      Pelaporan Pertanggungjawaban.
Mencakup :
a.       Anggaran, kuota, jadwal, biaya standar, kualitas standar.
b.      Laporan kinerja. Yang berisi informasi realisasi rencana dan rencana anggaran, beserta selisih keduanya
c.       Prosedur untuk menyelidiki selisih yang jumlahnya signifikan dan prosedur untuk menindaklanjuti penyimpangan dari rencana.
3.      Internal Auditing.
Aktivitasnya mencakup :
a.       Penilaian ketaatan karyawan terhadap kebijakan manajemen, prosedur dan peraturan serta hukum yang berlaku.
b.      Penilaian efektivitas dan efisiensi manajemen.
Pada Audit internal ini dapat mendeteksi :
a.       Jumlah jam kerja lembur yang berlebih
b.      Pemkaian aktiva yang tidak optimal
c.       Adanya persediaan barang yg telah usang secara fisik maupun teknologi
d.      Penggantian biaya perjalanan dinas
e.       Anggaran dan kuota yang terlalu longgar
f.       Adanya pengeluaran modal yg tidak dikaji secara memadai sebelum disetujui
g.      Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan proses produksi



PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pengendalian adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah obyek, organisasi, atau sistem. Tujuan dilakukannya pengendalian adalah untu mencegah timbulnya kerugian bagi sebuah organisasi, dan mencegah ancaman-ancaman yang terjadi seperti bencana alam dan bencana politik, kesalahan software dan tidak berfungsinya perangkat keras, tindakan-tindakan yang tidak disengaja, dan tindakan yang disengaja. Kemudian pengendalian intern tersebut diklasifikasikan menjadi empat, yaitu menurut tujuannya, menurut waktu pelaksanaannya, menurut obyek yang dikendalikan, dan menurut tempat implementasi dalam siklus pengolahan data.
Struktur pengendalian intern merupakan konsep yang memiliki tiga komponen, yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian. Selain itu, titik awal komsep pengendalian intern adalah diterbitkannya the foreign corrupt act. Konsep ini kemudian diikuti dengan dikeluarkannya SAS nomor 55, yang kemudian disempurnakan dan dilengkapi oleh hasil studi yang dilakukan COSO. Menurut konsep tersebut, model pengendalian intern memiliki lima komponen yaitu lingkungan pengendalian, aktivitas pengawasan, pengukuran resiko, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Terakhir, sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat, maka ISACF mengeluarkan rerangka umum pengamanan SI dan praktik pengendalian untuk TI yang disebut COBIT.

B.     Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai Konsep Pengandalian Intern, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khusunya dimata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA


Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN

2 Responses to "SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB 9 KONSEP PENGENDALIAN INTERN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel